Rabu, 15 Maret 2017

Review Film : Logan (2017)


Kemarin saya sempat bilang kalau saya agak malas me-review film yang sudah banyak di-review, tapi film ini membuat kemalasan saya hilang, dan membuat saya gatal ingin me-review juga, Logan membuat hati saya tergerak, hehehe.

Bercerita tentang Logan a.k.a. Wolverine a.k.a James Howlett yang hidup di masa tuanya, Logan sudah tidak lagi sekuat dulu, dia semakin melemah, karena efek dari adamantium yang dulu disuntikan ke dalam tulangnya, kekuatan regenerasinya pun jadi ikut melemah, Logan mencari uang dengan menjadi supir Limousine online, selain itu dia juga harus mengurus Charles Xavier yang mengidap penyakit alzheimer, dibantu Caliban, yang seorang mutant juga, mereka tinggal di daerah pertanian yang luas, karena Xavier yang cukup berbahaya jika penyakitnya kumat, jadilah mereka hidup di tempat di mana tidak ada manusia di sekitarnya, sampai akhirnya Logan bertemu dengan seorang ibu yang membawa anak, anak tersebut ternyata bukan anak biasa, dia anak yang "diciptakan" dari gen milik Logan, dia adalah X-23 a.k.a Laura, Film ini bersetting di tahun 2029, di mana semua mutant sudah punah, dan hanya 3 mutant yang diketahui, yaitu Logan, Xavier, dan Caliban.

Kalau kamu ingin mencari film superhero dengan action yang mantap, kamu tidak akan menemukannya di sini, film ini tidak seperti film-film X-Men sebelumnya, bahkan tidak seperti film Marvel yang lainnya, kesan gelap, sendu, dan kelam sangat terasa, scoring-nya juga sangat berperan untuk mendukung terciptanya suasana itu, tapi bukan berarti tidak ada action sama sekali, ada cukup banyak action yang berkategori sadis atau gore di film ini, jadi ini sangat tidak disarankan untuk ditonton oleh anak di bawah umur, tapi bukan itu yang ingin ditonjolkan film ini, dramalah yang mendominasi di film ini, lebih tepatnya drama keluarga, bisa dibilang film ini adalah film drama dengan bumbu action, bukan berarti ini film yang gagal sebagai film action, malah sebaliknya, film ini sangat bagus, dan ini bisa menjadi warna baru di film superhero, selain itu, emosi penonton juga dibuat meningkat karena film ini adalah film terakhir Hugh Jackman sebagai Wolverine.

Akting Hugh Jackman dan Patrick Stewart sudah tidak perlu diragukan lagi, chemistry antara mereka pun terasa kuat, maklum saja, sudah dari 17 tahun yang lalu mereka berperan sebagai Wolverine dan Prof. X di film X-Men yang pertama kali tayang di tahun 2000, akting dari Dafne Keen pun cukup apik, gadis kecil yang berperan sebagai Laura, kepolosan dan keganasan yang berbaur tergambar jelas pada karakter Laura, akting Dafne sangat natural dan terasa pas, sehingga dia bisa mencuri perhatian penonton, khususnya saya, saya akan sangat menunggu X-23/Laura dibuatkan film sendiri, tentunya dengan Dafne Keen sebagai pemeran utama.

Film ini diangkat dari komik keluaran Marvel yang berjudul Old Man Logan, sebagai pembaca komiknya, film ini sesuai dengan ekspektasi saya, memang cerita yang disajikan berbeda dengan yang ada di komik, tapi feel yang saya dapatkan dari film ini hampir sama, memang tidak bisa disamakan juga dengan komik, karena harus ada penyesuaian dari film-film sebelumnya, saya sangat puas menonton film ketiga Wolverine ini, waktu 2 jam lebih pun tak terasa bosan bagi saya, memang suasana yang sepi dan senyap waktu berada di dalam studio membuat beberapa orang terlihat jenuh, ada yang memainkan ponselnya, ada yang keluar dan masuk studio, yah, mungkin beberapa orang berharap akan lebih banyak action di film ini, dan ternyata tidak mereka dapatkan.

Oh iya, tidak ada post-credit scene di film ini, jadi tidak usah ditunggu, hehe.

Rate : 8.8/10


Kanpai!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar