Sabtu, 23 September 2017

Review Manga : One Piece Ch. 879


Kru Topi Jerami yang sedang berada di dalam Sunny mengalami depresi karena "matinya" Pedro, hal itu hanya membuat Sunny terombang-ambing di tengah lautan, apalagi lautan ini masih dalam wilayah milik Big Mom, sangat berbahaya, untung saja di pihak Topi Jerami ada Jinbe, tugas Jinbe di dalam Topi Jerami sebenarnya sudah cukup jelas, yaitu sebagai motivator atau lebih tepatnya sebagai penasihat, kalau kita ingat-ingat lagi Jinbe-lah yang membangkitkan kembali semangat Luffy setelah kematian Ace.

Memang pahit rasanya berbicara soal realita yang buruk, apalagi itu menyangkut kematian teman kita sendiri, itu yang dirasakan Jinbe, pahit tapi harus dikatakan, jika tidak kelompok ini akan dihabisi oleh Big Mom dalam hitungan detik.

Jinbe benar, Pedro mengorbankan dirinya agar yang lain bisa kabur, jika mereka tertangkap, sangat sia-sia pengorbanannya, ini kemenangan Pedro, kedatangan Jinbe pada kelompok ini sangatlah tepat, di saat Luffy, Zoro, dan Sanji tidak ada, Jinbe menggantikan peran mereka untuk memimpin, entah bagaimana nasib Nami, Chopper, Brook, dan Carrot jika tidak ada Jinbe di situ.

Ternyata pengejaran belum berakhir, walaupun tidak ada Zeus dan Prometheus, Big Mom masih bisa mengejar dengan kekuatan permen milik Perospero, terlihat di situ Perospero memang kehilangan tangannya, dia menggantikan tangannya dengan permen, hal ini membuatnya semakin dendam pada Topi Jerami, terutama pada Pedro dan suku mink.

Bukan mustahil jika suatu saat suku mink akan diserang oleh Perospero, makanya, saya lebih suka jika masalah ini selesai secara damai, kalau tidak, pasti akan ada banyak pihak yang menjadi korban nantinya, yah, cukup 2 orang yonkou saja yang dijadikan musuh, Kaido dan Kurohige.

Sementara itu Zeus dan Prometheus menuju ke pantai yang salah.

Sanji, saya pikir kelompok ini sudah sampai di Pulau Cacao, ternyata mereka masih ada di karpet terbang milik Pudding, Rabiyan, pada scene ini sedikit santai, tempo menurun karena adegannya hanya percakapan dan tingkah lucu Pudding, bagaimana tidak, Pudding tidak ingin berada satu karpet dengan Sanji karena tidak ingin terlihat seperti orang yang baru menikah, akhirnya dia memutuskan untuk masuk ke dalam gulungan karpet.

Ekspresi Pudding pun berubah-ubah, atau lebih tepatnya, apa yang dia utarakan tidak sama dengan apa yang dia rasakan, sudah jelas dia jatuh cinta pada Sanji, tapi mengingat sifat dasar Pudding yang buruk, jadilah ekspresi yang campur aduk seperti ini, kalau seperti ini terus Pudding tidak akan bisa menjadi istri Sanji yang sesungguhnya, hehe.

Di perjalanan Sanji, Pudding, dan Chiffon, ada Pound, ayah Lola dan Chiffon, yang berteriak memanggil Chiffon dari bawah, tetapi mereka tidak menyadarinya, sepertinya karena jarak yang cukup jauh, mungkin Pound akan bertemu dengan rombongan Jinbe nantinya.

Tempo mulai meningkat lagi saat masuk adegan Luffy vs Katakuri, Luffy habis-habisan melawan Katakuri, tapi tidak ada satupun pukulan Luffy mengenainya, yang lebih membuat frustasi adalah kekuatan Katakuri yang hampir mirip dengan kekuatan Luffy, tentunya dengan power dan stamina yang jauh lebih besar.

Dengan mudahnya Katakuri menahan dan membalikan serangan Luffy, semua jurus yang Luffy keluarkan ditiru dengan kekuatan yang lebih besar, ditambah Katakuri memiliki kenbunshoku haki yang sangat kuat sehingga dia bisa melihat sesaat ke masa depan, kecepatan Luffy tidak ada apa-apanya dibanding vision milik Katakuri, ini level yang sangat jauh berbeda dengan Cracker.

Keyakinan saya masih sama seperti sebelumnya, petarungan antara Luffy dan Katakuri akan tertunda karena sesuatu, yah, sebenarnya lebih kepada tidak relanya saya melihat Luffy dihajar habis-habisan oleh Katakuri, hehe.



Kanpai!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar