Sabtu, 21 April 2018

Review Manga : One Piece Ch. 902


Inilah akhir dari pelarian Topi Jerami, akhirnya mereka berhasil keluar dengan paksa dari teritori Big Mom, 'harga' yang harus dibayar sangatlah mahal untuk pelarian ini, Pedro, Pekoms, Germa, Jinbe dan mantan anak buahnya, nasib mereka belum jelas, entah apa yang terjadi dengan mereka setelah kedatangan Big Mom, ya, Big Mom yang sudah pulih.

Sanji sedikit merasa bersalah atas 'kematian' Pedro, dia berpikir Pedro mati karena ingin menyelamatkannya, Carrot yang berniat ingin menghibur Sanji malah menangis, jelas Carrot sepertinya masih belum bisa terima kematian Pedro, dan kemurungan Sanji bisa menambah rasa sedihnya.

Akhir pelarian ini dihiasi dengan beberapa drama, salah satunya Sanji dan Pudding, Pudding yang dari dulu menganggap dirinya tak pernah dicintai, akhirnya mendapat perhatian lebih dari Sanji, mungkin hanya Sanji yang begitu pĂ danya, Sanji yang pertama kali memuji mata ketiganya, jelas hal ini membuat Pudding 'meleleh', entah Sanji ada perasaan yang sama juga pada Pudding atau tidak. Mungkin sudah tugasnya, Pudding mengambil ingatan milik Sanji, ingatan bahwa mereka pernah hampir menikah, ingatan tentang kebersamaan mereka saat membuat kue, dan ingatan indah lainnya, kesedihan akan perpisahan ini jadi hanya tertumpu pada Pudding jika begini. 

Selamat tinggal, Jiji.

Drama lainnya tak disangka datang dari Katakuri dan Brulee, cukup manis, ada sedikit flashback masa kecil mereka, ada alasan besar mengapa Katakuri menutupi mulutnya, dia ingin menjaga wibawa agar tak diejek orang lain, saat Brulee terluka lah yang menjadi pemicunya, dan menjadi sosok yang sempurna akan membuat Katakuri bahkan seluruh anggota keluarganya dihargai dan ditakuti orang lain, btw, Brulee kecil manis juga, hehe.

Ah, pasti banyak yang menyayangkan Katakuri yang mengalah pada Luffy, saat ditanya oleh Brulee pun sepertinya dia mengiyakan, jadi, mungkin memang benar jika Katakuri mengalah, kecewa? Ya, sedikit, tapi saya punya pandangan dari sisi lain, jika bicara tentang kekuatan mungkin memang Katakuri di atas Luffy, tapi soal tekad, Luffy lah juaranya, Luffy akan terus bangun sesaat setelah jatuh, Katakuri melihat ini dan berpikir, bisa jadi ini takkan ada ujungnya, dan akhirnya Katakuri mengalah, tekad Luffy menang, atau bisa jadi Katakuri tidak lagi melihat Luffy sebagai musuh, Luffy seperti dibebaskan, Katakuri yang mengetahui rencana Luffy sengaja kalah tepat sebelum waktu berkumpul yang ditentukan Luffy dan Sanji, ya, sepertinya pertarungan ini malah merekatkan hubungan antara Katakuri dan Luffy, ini juga salah satu kekuatan Luffy bukan?

Terlihat sedikit senyum Katakuri saat mengetahui Topi Jerami berhasil keluar dari wilayah Big Mom.

Suasana yang saya kangeni akhirnya muncul, Luffy, Chopper, Brook, dan Carrot yang bodoh baru menyadari kalau dirinya lapar, tapi tenang saja, koki Sanji telah kembali, dan siap untuk memasak masakan yang lezat, yang unik, suasana ini juga tercipta di Baratie, restoran terapung milik Zeff, Zeff tanpa ragu membuatkan makanan untuk para bajak laut yang kelaparan, Sanji dan Zeff memberikan makanan yang sepertinya sama persis, tak hanya itu, mereka mengucapkan hal yang sama pula, inilah ikatan yang sesungguhnya.

Walaupun masih banyak yang menggantung, seperti nasib Jinbe dan Germa, saga ini tetap berakhir ditandai dengan keluarnya Topi Jerami dari wilayah Big Mom, mungkin pada chapter selanjutnya, cerita akan berpindah pada perjalanan Zoro dkk di Wano, atau bisa juga cerita lain.

Menurut saya, Oda menutup saga ini dengan sangat manis, dari segi cerita jelas ini upgrade dari saga sebelumnya, Dressrosa, saga ini seperti appertizer, yang membangkitkan selera makan kita sebelum kita menuju main course, yaitu saga Wano, yang pertempurannya digadang-gadang akan membuat perang pada saga Marineford terlihat tidak ada apa-apanya.



Kanpai!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar