Kamis, 19 Januari 2017

YouTube Lebih Dari TV? Masa?


Beberapa tahun belakangan ini, kita seringkali melihat hal-hal bagus dan kreatif yang disajikan oleh YouTube, terutama konten yang disajikan oleh YouTubers Indonesia, yang akan menjadi fokus saya. Tapi apakah itu membuat YouTube "lebih" dari TV (program)? Saya bisa katakan itu tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar, mengapa saya katakan seperti itu? Karena menurut saya, terkadang YouTube memang terlihat lebih baik dari TV karena konten kreatif yang ditawarkan, namun terkadang TV-lah yang menang, karena memang ada beberapa program TV yang lebih baik, kalau memang ada hal yang bagus, maka harus disandingan pula dengan hal yang bagus, toh konten di YouTube tidak semuanya bagus, dan program TV tidak semuanya jelek.

YouTube dan TV memiliki ide yang sejalan, yaitu menarik sebanyak-banyaknya orang agar mau berkumpul di satu tempat, lalu dipasanglah iklan/advertisement di dalamnya, agar orang yang berkumpul tadi melihat iklan tersebut, YouTube dilihat dari viewers, sedangkan TV dilihat dari rating, semakin banyak viewers & rating, maka semakin banyak juga para pengiklan yang ingin memasang iklannya di konten/program tersebut, itulah yang jadi pemasukan utama dari YouTube dan TV. Maka dari itu, mereka berlomba-lomba untuk membuat konten yang bagus, atau konten yang banyak peminatnya.

TV memakan lebih banyak biaya untuk membuat sebuah program, banyak orang juga yang terlibat di dalamnya, beda dengan YouTube yang hanya memakan lebih sedikit biaya untuk membuat konten, orang yang terlibatpun tak banyak, malah ada yang dikerjakan hanya oleh satu orang. Ibarat musik, TV berada di jalur mainstream, sedangkan YouTube di jalur indie. Nah, keterbatasan biaya inilah yang membuat ekspektasi audience YouTube tidak setinggi TV, dan ini yang membuat para pembuat konten di YouTube mendapat apresiasi yang lebih besar dari TV, padahal kalau kita lihat dengan seksama secara kualitas konten YouTube dan TV hampir sama, saya beri contoh mudahnya, saat TV membuat sinetron dengan visual effect seadanya, penontonpun banyak yang menghujat, namun jika salah satu pembuat konten YouTube membuat video dengan visual effect seadanya juga, sebaliknya akan ada banyak pujian kepada sang creator. Tidak ada yang salah pada penonton, memang inilah yang terjadi, dimana penonton yang memiliki ekspektasi tinggi, namun diberikan sesuatu yang lebih rendah, dan saat penonton memiliki ekspektasi rendah, malah diberikan sesuatu yang lebih tinggi.

Rating, yang digunakan hampir semua stasiun TV menjadi pedang bermata dua, memang dengan rating kita bisa tahu apa selera orang Indonesia saat ini, dan kita bisa dengan mudah menentukan program apa yang ingin dibuat, tapi jika hanya mengandalkan rating, program yang ingin dibuatpun akan sangat terbatas, itu yang membuat cepat bosannya orang dengan TV, dan sebagian orang yang sudah bosan dengan TV akan mencari hiburan lain, ya, YouTube, tempat orang bisa memilih jutaan channel yang ingin ditonton.

Bukan berarti TV tidak bagus, seperti yang saya tulis diatas, tidak semua program TV jelek, sekarang ini, stasiun TV sudah mulai meng-upload program-programnya ke YouTube, dan penontonnya cukup bersaing dengan video buatan YouTubers Indonesia, ini menandakan bahwa program TV juga sebenarnya bagus, hanya saja TV selalu mengacu pada rating, sehingga jika ada program yang bagus namun memiliki rating jelek, program itu akan dihentikan atau dipindahkan jam tayangnya ke jam orang jarang menonton TV.

Jadi, apakah YouTube "lebih" dari TV?


Kanpai!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar